FUNGSI DAN PELESTARIAN ALAT MUSIK SUNAI DI KABUPATEN MUKOMUKO PROPINSI BENGKULU

Rois Leonard Arios

Abstract


Sunai merupakan alat musik utama pengiring tari gandai. Dalam mitologi suku bangsa Pekal mengenal tokoh Malin Deman yang menciptakan sunai untuk mengiringi tari gandai yang ditarikan oleh dayang-dayang. Walaupun berasal dari suku bangsa Pekal, masyarakat Kabupaten Mukomuko yang multi etnis menjadikan alat musik sunai sebagai bagian dari kesenian mereka. Pertanyaannya adalah  bagaimana fungsi sunai bagi masyarakat dan upaya pelestariannya hingga tetap eksis. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan wawancara, pengamatan, dan studi pustaka sebagai alat pengumpul data. Hasil penelitian menggambarkan bahwa sunai menjadi pemersatu masyarakat yang beraneka ragam budaya dan menjadi milik bersama masyarakat Kabupaten Mukomuko. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya pemain sunai dan tampil mengiringi tari gandai. Pemerintah Kabupaten Mukomuko juga melakukan berbagai kegiatan agar sunai semakin dikenal oleh masyarakat.


Keywords


sunai, fungsi musik, pelestarian, multietnis

Full Text:

PDF

References


Jurnal, Makalah, Skripsi/Tesis/Desertasi, dan Laporan Penelitian

Budhisantosa. “Pendidikan Seni Dan Globalisasi Budaya Dalam Konteks Sentral Dan Strategis”, Makalah Seminar Nasional Pendidikan Seni dan Globalisasi Budaya. ISI Yogyakarta, 12 Desember 1991

Iriani, Yondri, Rois Leonard Arios, dan Femmy. 2008. “Kesenian Tradisional: Jenis, Tokoh, dan Penyebarannya di Kota Padang, Bengkulu, dan Palembang”. Laporan Penelitian BPSNT Padang

Martarosa “Musik Gamat Sebagai Musik Prosesi (Sebuah Tinjauan Sosial Budaya)” Dalam Jurnal ANTROPOLOGI FISIP Univesitas Andalas Padang, Tahun IV, No. 6. 2002

Nursyamsiah, 1997. “Mitologi Malin Deman dan Puti Bungsu dalam Tradisi Gandai pada Masyarakat Pekal”. Skripsi Sarjana. FKIP UNIB Bengkulu.

Pakpahan, Frita Anjelina. 2014. “Tradisi Gandai Dalam Konteks Upacara Perkawinan Pada Masyarakat Pekal Di Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu: Deskripsi Pertunjukan, Perubahan, dan Fungsinya” Skripsi Sarjana. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Soedarsono, “Pendidikan Seni Dalam kaitannya dengan keparawisataan”. Makalah Seminar Dalam Rangka Peringatan Hari Jadi Jurusan Pendidikan Sendratasik ke-10 FPBS IKIP Yogyakarta, 12 Pebuari 1995

Buku

Anwar, M. Ichwan. 2004. “Warna Budaya Melayu Bengkulu” dalam M. Ikram, dkk. Bunga Rampai Melayu Bengkulu. Bengkulu: Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu

Hamidy, Badrul Munir (Ed). 1991/1992. Upacara Tradisional Daerah Bengkulu: Upacara Tabot di Kotamadya Bengkulu. Jakarta: Depdikbud

Koentjaraningrat. 2013. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Merriam, Alan P. 1980. The Anthropology of Music. Northwestern: Northwestern University Press

Ranade, Ashok Da. 2006. Music Context: A Concises Dictionary of Hindustani Music. New Dehli: Promilla & Co Publisher

Samovar, Larry, H, dkk. 2010. Komunikasi Lintas Budaya Edisi 7. Jakarta: Salemba Humanika

Sarwit, Sarwono dkk. 2005, Sejarah dan Adat Istiadat Kabupaten Mukomuko. Mukomuko. Mukomuko: Bappeda Kabupaten Mukomuko.

Internet

Lestari, Iis. “Musik daerah: Pengertian dan Fungsi Musik daerah” diunduh dari

http://www.kamuslife.com/2012/04/musik-daerah-pengertian-dan-fungsi.html#sthash.UfYKNQj8.dpuf diakses18 Nopember 2018 pukul 13.35

Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/serunai diunduh 30 Januari 2019 pukul 14.27




DOI: https://doi.org/10.36424/jpsb.v5i1.40

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA INDEXED BY:    

                                     

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.